Selasa, 24 Januari 2012

Lekar Nipah Mempawah ke Jepang


SIAPA sangka jika lekar (keranjang) dari lidi daun nipah, buatan Fadilah (34) bisa ‘melancong’ hingga ke negeri Jepang. Ya, negeri yang berjuluk matahari terbit itu ternyata sangat ramah dengan karya warga Desa Pasir panjang, Kecamatan Mempawah Timur ini. Alhasil, kerajinan tangan itu pun kini mulai di kenal di luar negeri.

Pemasaran lekar buatan Fadilah ke Jepang ini sebenarnya tidak disengaja. Bermula dari kedatangan seorang sahabat yang kebetulan bekerja di Jepang. Sebelum pulang, dia sempat membawa 20 buah lekar sebagai cinderamata. Dari pesanan kecil itulah kini lekar buatan Fadilah mulai di lirik pasar manca negara.

Kepiawaian Fadilah dalam menganyam lekar ini diperolehnya secara turun-temurun. Dulu, sewaktu dirinya masih gadis, ibundanya kerap mengajarinya cara menganyam lidi daun nipah. Seiring dengan perputaran waktu, seni menyanyam lidi  daun nipah ini pun di kembangkan oleh Fadilah. Hasilnya, ragam bentuk lekar pun tercipta dari tangan-tangan trampil Fadilah.

Menurut cerita orang-orang tua dulu, kata Fadilah, lekar hanya di pergunakan sebagai tempat untuk menaruh aneka ragam bumbu dapur atau sebagai wadah makanan gorengan. Namun seiring dengan perkembangan jaman, lekar pun kini banyak memiliki fungsi, seperti tempat buah-buahan, tempat sayur, tempat lauk-pauk, dan lain sebagainya. “Bentuknya juga sangat beragam, ada yang bulat telur, lonjong, segi empat, bunga mawar, dan lain sebagainya,” terang perempuan berjilbab ini ramah.

Untuk bisa menghasilkan lekar yang berkualitas baik, Fadilah menyarankan agar lidi daun nipah yang akan di rangkai menjadi lekar tidak di jemur di bawah terik sinar matahari. Rangkailah lidi daun nipah selagi masih segar. Setelah selesai, barulah lekar di jemur. Agar dapat tahan lama, lekar yang telah kering tadi sebaiknya di semprot dengan cairan melamik atau pernis. Penyemprotan ini berguna agar lekar tidak mudah berjamur dan lapuk.

Jika lekar telah jadi, maka harga jualnya pun bisa bervariasi tergantung besar-kecilnya lekar. Untuk lekar berukuran kecil, Fadilah mejualnya dengan harga Rp5.000 per buah. Sedangkan untuk ukuran sedang, harganya Rp15.000 per buah. Untuk yang berukuran besar, harganya Rp45.000 per buah. Pemasaran lekar buatan Fadulah kini telah merambah ke sejumlah kabupaten/kota di Kalbar.

Untuk memenuhi permintaan akan lekar yang terus meningkat, di sanggar kerjanya Fadilah mempekerjakan dua orang karyawan. Keduanya merupakan remaja putri yang bekerja paruh waktu. Mereka bekerja usai pulang sekolah. Bagi pembaca yang berminat ingin memiliki lekar buatan Fadilah, dapatlah kiranya menghubungi Dekranasda Kabupaten Pontianak, Jalan Daeng Manambon Mempawah, atau menghubungi nomor  Hp 081256796411. (pringgo/hms)

Lukisan 3D dari Kulit Batang Pohon Pisang

KREATIFITAS dalam berseni memang tidak mengenal media pengaktualisasian diri. Tidak seperti pelukis kebanyakan yang kerap menggunakan kanvas dan cat minyak atau air sebagai media seninya, Irwen (32) lebih memilih kulit batang pisang atau debog sebagai media seni. Di tangannya, kulit batang pohon pisang yang sebelumnya telah di keringkan itu di rangka sedemikian rupa menjadi sebuah lukiasan 3D yang indah dan mengangumkan.

Ide kreatif ini menurut lelaki yang akrab disapa Eeng ini lahir secara tidak disengaja saat dirinya tengah berjalan-jalan di Pasar Mempawah. Ketika itu, Eeng melihat banyak tumpukan kulit batang pohon pisang yang di buang percuma. Insting seninya langsung bekerja. Tanpa merasa malu, dia langsung membawa pulang sejumlah kulit batang pisang kering tersebut.

Sedampainya di rumah, pemuda kreatif ini langsung mengambil gunting, pisau kater, lem, serta kanvas lukis yang sebelumnya telh di bingkai. Dengan penuh kesabaran, satu persatu lembar kulit batang pohon pisang di potong dengan berbagai ukuran. Imajinasi Eeng terus bermain manakala melihat ragam tekstur serat kulit batang pohon pisang yang beragam.

Tidak puas dengan mengeksploitasi kulit batang pohon pisang kering, Eeng pun mencoba untuk memadupadankan dengan kulit jagung kering serta ranting pohon kering. Setelah beberapa lama akhirnya sebuah lukisan pemandangan 3D tercipta. “Ide pembuatan lukisan ini hadir bengitu saja dari alam imajinasi saya. Semuanya mengalir apa adanya,” ungkap seniman asal Kecamatan Mempawah Hilir ini.

Sukses membuat karya seni dari kulit batang pohon pisang kering itu ternyata berbuah manis. Sejumlah pesanan dari para penikmat seni mulai berdatangan. Tidak hanya dari kota Mempawah, tetapi juga datang dari sejumlah kabupaten/kota  di Kalbar. Karyanya semakin mendapat tempat di hati para penikmat seni manakala Eeng unjuk kebolehan di ajang pameran produk Dekranasda Kabupaten Pontianak, Sabtu (14/1) lalu di Reuni Akbar APDN/STPDN/IPDN se-Kalbar, di Taman Wisata Pantai Kijing.

Bagi para penikmat seni yang ingin memilki karya lukisan 3D dari kulit pohon pisang buatan Eeng, pemesanan dapat dilakukan dengan mengubungi Dekranasda Kabupaten Pontianak, Jalan Daeng Manambon, Mempawah atau menghubungi nomor Hp 081256796411. (pringgo/hms)

Kamis, 12 Januari 2012

Reuni APDN, Dekranasda Tampilkan Kerajinan Khas


MEMPAWAH, HUMAS—Dalam acara reuni akbar STPDN/APDN/IPDN se-Kalimantan Barat yang akan di gelar Sabtu (14/1) besok, Dekranasda Kabupaten Pontianak membuka stand khusus aneka kerajinan khas kabupaten Pontianak.

Beragam hiasan rumahtangga yang ditawarkan antara lain hiasan dari bahan fiberglass, hiasan dari bahan daur ulang limbah rumahtangga, lesung dan cobek dari baru alam, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk produk makanan rakyat, Dekranasda Kabupaten Pontianak akan menjual rengginan ubi, sirup lakum, selai lakum, keripik pisang, ikan asin, udang ebi, kue bulu hantu, dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua kerajinan khas kabupaten Pontianak itu di tawarkan dengan harga yang bersahabat.

Kepastian pembukaan stand pameran Dekranasda ini disampikan Ketua Dekranasda Kabupaten Pontianak, Erlina Ria Norsan usai memimpin rapat koordinasi persiapan pameran di acara reuni akbar STPDN/APDN/IPDN se-Kalimantan Barat. Rapat tersebut di gelar di Ruang Pertemuan Dekranasda Kabupaten Pontianak, Rabu (11/1) lalu.

Disamping menawarkan kerajinan khas kabupaten Pontianak, kata Erlina, pihaknya juga akan memperkenalkan corak baru batik Awan Berarak. Corak batik kebanggan masyarakat kabupaten Pontianak ini tampil dengan sisipan motif khas kabupaten Pontianak. Bagi masyarakat yang ingin memiliki batik cantik ini, dapat kiranya menghubungi petugas Dekranasda Kabupaten Pontianak yang ada di stand pameran, atau langsung berkunjung ke Sekretariat Dekranasda Kabupaten Pontianak, di Jalan Daeng Manambon, Mempawah dengan nomor Hp. 081256796411.(hms)

Bupati Pontianak Resmikan Sekretariat Dekranasda

MEMPAWAH-- Bupati Pontianak, Ria Norsan meresmikan penggunaan kembali Kantor Dekranasda di Kelurahan Tengah dan Ruang Asoka RSUD Dr Rubini Mempawah, Selasa (8/2) siang. Peresmian tersebut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.

“Dalam rangkaian HUT Pemindahan Ibukota Kabupaten Pontianak dari Kota Pontianak ke Mempawah, Bupati Pontianak akan meresmikan penggunaan kembali Kantor Dekranasda dan Ruang Asoka RSUD Dr Rubini Mempawah,” kata Drs Sujoko MSi, Kabag Humas Pemkab Pontianak dalam ramah tamah perayaan HUT Pemindahan Ibukota Mempawah ke-48.

Dijelaskannya, sebelumnya kantor Dekranasda Kabupaten Pontianak memang sudah ada. Hanya saja, keberadaannya kurang dimaksimalkan. Karenanya, dengan diresmikannya penggunaan kembali kantor ini diharapkan dapat menjadi wadah meningkatkan hasil-hasil karya khas Kabupaten Pontianak.(pringgo/hms)

Pelantikan Pengurus Dekranasda Kabupaten Pontianak


MEMPAWAH–Bupati Ria Norsan melantik kepengurusan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), Rabu (22/6) di aula kantornya. Ny Erlina Ria Norsan dipercaya memimpin lembaga yang berkantor di Kelurahan Tengah Mempawah Hilir itu. Pelantikan berlangsung khidmat dan sederhana.
Dalam sambutannya, Bupati Ria Norsan mengajak jajaran pengurus Dekranasda Kabupaten Pontianak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Terutama berkaitan dengan tugas pokok Dekranasda. “Pengurus Dekranasda hendaknya dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Yakni sebagai wadah pembinaan perajin dan produk-produk kerajinan tangan asli daerah ini. Juga melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap anggota Dekranasda, serta turut menyukseskan pembangunan daerah,” kata Norsan.

Menurut bupati, apabila Dekranasda dapat menjalankan dan melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, maka tujuan utama Dekranasda, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menggali dan mengembangkan, serta melestarikan warisan budaya bangsa dapat tercapai. “Perlu komitmen dan kerja keras pengurus Dekranasda untuk mencapai tujuan tersebut. Sejak dilantik dan dikukuhkan, hendaknya para pengurus secepatnya mulai bekerja guna mencapai hasil yang maksimal,” sarannya.

Masih menurut Norsan, Dekranasda merupakan lembaga mitra kerja Pemkab. Dengan peran dan fungsi strategisnya, Dekranasda dapat membantu Pemkab meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apalagi Dekranasda merupakan wadah bagi para perajin daerah, dan pelaku bisnis yang sebagian besar anggotanya merupakan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah dalam mengembangkan potensi dan hasil karyanya, sehingga memiliki nilai jual tinggi.

Dekranasda juga dituntut melakukan pembinaan terhadap anggota, dan kelompok-kelompok usaha di bawah naungannya. Termasuk mempromosikan, serta memasarkan hasil karya asli daerah Kabupaten Pontianak kepada masyarakat luas. Dekranasda harus bisa membina penemuan dan penggunaan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas produk kerajinan daerah, menanamkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya seni kerajinan daerah. Termasuk memerhatikan, dan memperjuangkan kepentingan para perajin. "Disamping itu, Dekranasda hendaknya mampu membantu pemerintah merumuskan kebijakan di bidang industri kerajinan, serta memperluas pangsa pasar hasil kerajinan daerah. Sehingga produk kita mampu bersaing dengan produk luar negeri,” harap bupati Norsan.

Masih menurut Norsan, jajaran pengurus Dekrasnasda harus menjalin hubungan sinergis dengan instansi di lingkungan Pemkab Pontianak. Kerja sama tersebut akan membantu dan mendukung berbagai program kerja yang disusun lembaga itu. “Dengan melakukan inventarisasi yang lebih akurat, pembinaan kualitas produk kerajinan daerah, serta memperluas pangsa pasar melalui promosi dan keikutsertaan dalam berbagai event pameran, saya optimis berbagai kerajinan daerah ini dapat dikembangkan dan dikenal masyarakat luas,” ujarnya. (pringgo/humas)